Kamis, 07 April 2011

Kewirausahaan BAB II

Oleh ; H. M. Alfani 
Pengertian Wirausaha

Istilah Wira diartikan sebagai  pahlawan atau pejuang dan istilah Usaha dalam konteks ini diartikan setiap kegiatan yang berkaitan dengan bisnis. Jadi Wirausaha dapat diartikan sebagai pejuang dalam kegiatan bisnis atau yang dikenal dengan sebutan perusahaan (enterprise). Wirausaha seringkali disebut pula Enterpreneur.

Tujuan Pendirian Suatu Perusahaan

Suatu perusahaan didirikan dengan tujuan sekurang-kurangnya meliputi antara lain ;
1.   Mencari keuntungan Maksimum (Maximum profit).
2.   Mencapai penjualan optimal (optimum sales), bukan penjualan yang maksimal.
3.   Usaha yang berkelanjutan (continuitas of business).
Ketiga tujuan di atas merupakan satu kesatuan yang bulat, sehingga seorang wirausaha harus mampu mensinergykan tujuan tersebut. Maksudnya jangan hanya memperoleh untung yang besar (maksimum), tetapi tidak berkelanjutan.

Contoh 1 :
Seorang pengusaha misalnya A menjual suatu produk. Misalnya TV 14” merk XYZ dengan harga  Rp 1.200.000,00 pada hal harga pokoknya hanya Rp 700.000,00 jadi keuntungan perunit yang diperoleh adalah Rp 500.000,00. Dengan harga Rp 1.200.000,00 ini perusahaan mampu menjual rata-rata 1 buah setiap dua hari. Jadi dalam satu bulan perusahaan ini mampu menjual 15 buah. Keadaan ini menunjukkan perusahaan ini memperoleh keuntungan dalam satu bulan adalah Rp 500.000,00 x 15 = Rp 7.500.000,00.
Sedangkan pengusaha yang lain misalnya B menjual produk TV 14” merk XYZ tersebut hanya dengan harga Rp 1.000.000,00 jadi keuntungan perunitnya hanya sebesar Rp 300.000,00. Akan tetapi dengan harga jual sebesar Rp 1.000.000,00 tersebut, pengusaha  ini mampu menjual produk tersebut sebanyak 3 buah sehari. Jadi keuntugan yang diperoleh perusahaan ini dalam satu bulan adalah Rp 300.000,00 x 3 x 30 = Rp 27.000.000,00.
Lihat Hukum Permintaan (Law of Demand) yang digambarkan sebagai berikut :


Dari contoh di atas, Pengusaha B memperoleh keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan pengusaha A dan kontinyuitas usaha dari pengusaha B lebih terjamin.
Contoh 2 :
Selanjutnya tentang penjualan optimal dapat dilihat pada gambar di bawah.



Berdasarkan gambar 2 di atas, diketahui bahwa
1.   Jika penjualan hanya sebesar X1 atau menjual sebanyak X7, maka perusahaan mengalami kerugian, karena TR < TC.
2.   Jika penjualan sebesar  X2 atau sebesar X6, maka perusahaan tidak memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian atau impas pada gambar ditunjukkan pada BEP (Break Even Point = titik impas), karena TR = TC.
3.   Jika penjualan  sebesar X3, atau X4, atau X5  maka perusahaan memperoleh keuntungan, karena TR > TC.
4.   Penjualan maksimal terletak pada X7, ternyata perusahaan mengalami kerugian, karena TR < TC.
5.   Posisi penjualan berada pada X4, maka perusahaan melakukan penjualan secara optimal, yakni penjualan dimana laba yang diperoleh adalah maksimal (paling besar) yakni sebesar LB. Penjualan secara optimal dapat diartikan pula sebagai posisi penjualan sebesar kapasitas yang dimiliki perusahaan (misalnya; kapasitas produksi, kapasitas mesin, kapasitas ruangan, kapasitas tenaga kerja dan lain-lain).

Teori-Teori Wirausaha

1.   Cantilon, merupakan orang yang pertama mencetuskan konsep wirausaha, di mana teorinya : Orang yang berani menantang resiko dengan jalan membeli saat ini, dan menjualnya kemudian dengan harga yang tidak pasti.

2.   Schumpeter, merupakan orang pertama yang mencetuskan toei inovasi wirausaha. Teorinya; Orang yang menciptakan cara baru (inovasi) dalam mengorganisasikan proses produksi.

3.   Leibenstein, Teorinya : Orang yang mampu mencari dan menghimpun informasi serta mengikat tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu organisasi (seorang pengembang).

4.   David Mc. Clelland (seorang psikolog), Teorinya; Analisis wirausaha dengan jalan menghubungkan faktor kepribadian (prilaku) dengan keperluan untuk berprestasi (Need for Achievement = Nach) sehingga wirausaha dapat diciptakan.

5.   Peter F. Drucker, Teorinya : Produk kerja yang tertumpu atas konsep dan teori, bukan hanya intuisi (instinc). Artinya, wirausaha dapat dipelajari dan diusahakan secara sistematis dan terencana dari tiga macam unsur prilaku yang mendukung keberhasilan praktek kewirausahaan, yaitu :
      1)   Inovasi yang bertujuan,
      2)   Manajemen Wirausaha,
      3)   Strategi Wirausaha.

6.   Anugrah Pakerti mengemukakan, Wirausaha adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Artinya setiap orang yang normal bisa menjadi wirausaha asal mau berusaha, dan wirausaha mengandung suatu peluang atau kesempatan dan mampu menanggapi peluang tersebut.

7.   Muhammad Alfani mengemukakan, Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan visi dan persepsi serta merebut peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna memperoleh keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang cepat dan tepat, hemat dan selamat (quick, accurate, eficien, effective) guna memastikan sukses. Selanjutnya Kewirausahaan merupakan tanggapan peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif.

Dari beberapa teori  di atas, dapat kita ringkas bahwa wirausaha itu mengandung konsep antara lain :
1.   Berani menantang risiko,
2.   Menciptakan atau adanya inovasi,
3.   Menghimpun dan mengelola informasi,
4.   Adanya kepribadian dan prestasi yang dapat diciptakan
5.   Dapat dipelajari dan diusahakan yang meliputi;
      1)   Inovasi yang bertujuan,
      2)   Manajemen Wirausaha,
      3)   Strategi Wirausaha.
6.   Berupa usaha perorangan ataupun suatu lembaga bisnis,
7.   Mampu memanfaatkan peluang bisnis, mengumpulkan dan mengelola sumber daya-sumber daya yang ada, mampu mengambil tindakan atau keputusan dengan cepat dan tepat, hemat dan selamat.
8.   Mampu merespon peluang bisnis dengan organisasi yang melembaga, produktif dan inovatif.

Secara sederhana, kita uraikan sebagai berikut :
1.   Berani menantang risiko,
      Setiap bisnis yang diselenggarakan pasti mengandung unsur risiko (kerugian) dan unsur manfaat atau keuntungan, sehingga faktor risiko (risk) tersebut perlu diminimalisir sedemikian rupa agar dapat dihindari, bahkan diusahakan dengan berbagai metode yang tepat dirobah menjadi suatu benefit (manfaat), atau profit (keuntungan).
      Setiap Wirausaha harus berani menantang risiko guna berusaha mencapai sukses yakni tujuan didirikannya suatu perusahaan seperti yang dikemukakan dimuka yakni; Maximum Profit, Optimalize sales, Continuity (sustainable) of business.
      Kita menyadari bahwa unsur risiko mempunyai hubungan yang signifikan dengan faktor keuntungan. Secara sederhana dapatlah kita gambarkan sebagai berikut :



      Dari gambar 3 tersebut di ketahui bahwa tingkat keuntungan setinggi π1 besarnya unsur risiko adalah σ1  dan tingkat keuntungan naik menjadi πmaka  besarnya risiko juga meningkat menjadi σ2, semakin tinggi tingkat keuntungan bahkan mencapai π3 maka tingkat risiko juga semakin bertambah menjadi σ3. Jadi Semakin tinggi Peluang Peningkatan keuntungan maka semakin besar tingkat risiko, dan sebaliknya jika Peluang tingkat keuntungan berkurang, maka unsur risiko juga semakin kecil.
     
      Contoh :
      Seorang wirausaha misalnya ; pedagang Emas bandingkan dengan pedagang sayuran. Kita telah mengetahui bersama dengan jelas bahwa pedagang emas mempunyai tingkat keuntungan yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pedagang sayuran, demikian pula tingkat risiko yang ditantang oleh pedagang emas jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pedagang sayuran.

2.   Menciptakan atau adanya inovasi,
      Salah satu ciri  wirausaha (enterpreneur) adalah mampu menciptakan atau memiliki inovasi. Inovasi merupakan istilah tentang sesuatu yang menunjukkan cara-cara baru, teknik-teknik baru,  hal-hal yang baru, atau ciri khas yang membedakan dengan pengusaha lainnya dapat pula dinamakan inovasi.
      Dari keadaan ini menunjukkan adanya perbedaan antara pengusaha dengan wirausaha. Pengusaha adalah orang yang menjalankan usahanya secara rutin dan tidak banyak mempunyai perbedaan dengan pengusaha lainnya (tidak ada inovasi). Misalnya usaha fotocopy, usaha pancarekenan, dan lain-lain. Sedangkan wirausaha umumnya mereka yang bergerak dibidang industri, baik industri besar, menengah, dan atau industri kecil, di samping sebagai pedagang.baik barang maupun jasa. Artinya wirausaha itu bisa saja ia sebagai pengusaha pedagang barang, atau usaha jasa, maupun usaha industri.
      Salah satu usaha industri kecil antara lain; warung soto (makanan). Pengusaha soto (makanan) biasanya ada yang laku atau laris dan ada pula yang lesu. Keadaan ini menunjukkan bahwa pengusaha soto tersebut mempunyai masing-masing inovasi, misalnya;
      1)   Keunggulan dibidang resep (rasanya),
      2)   Keunggulan dibidang servis,
      3)   Keunggulan dibidang letak yang usaha yang strategis dan menyenangkan,
      4)   Keunggulan dibidang promosi,
      5)   Dan lain-lain.
      Jadi pengusaha soto atau pengusaha makanan dapat dikatakan sebagai seorang wirausaha atau enterpreneur.

3.   Menghimpun dan Mengelola Informasi.
      Informasi sangat penting di era globalisasi saat ini, karena  siapa saja yang mampu menghimpun dan mengolah informasi dengan baik, maka ia akan mampu memenangkan persaingan.
      Informasi dapat dihimpun melalui research and development, juga dapat melalui teknologi informasi (media cetak dan media elektronik Televisi, Komputer, telepon dan Internet).
      Mereka yang memiliki akses informasi tentu dapat mengetahui perkembangan harga, perkembangan persediaan bahan baku, perkembangan mode dan lain-lain, sehingga mampu mengungguli persaingan dengan perusahaan pesaing (competitors).
      Contohnya : seorang pedagang Emas di Banjarmasin yang mempunyai akses informasi di Jakarta, Singapore, dan Amerika Serikat, tentu akan lebih unggul dibandingkan mereka yang tidak mempunyai akses informasi tersebut, sehingga faktor harga pokok dan harga jual yang tidak pasti (uncertainty) dapat diminimalisir menjadi lebih pasti. Dengan demikian tingkat keuntungan berpeluang akan lebih besar dan faktor risiko dapat diminimalisir.
      Selanjutnya informasi yang didapat tersebut jika dikelola dengan baik, tentu akan dapat menentukan kebijakan yang tepat berupa marketing mix, seperti; product policy, price policy, place policy, promotional policy, power policy, dan personal approach policy.
      Dalam hal pengelolaan informasi yang efektif antara lain perlunya promotional policy (kebijaksanaan promosi), perusahaan akan lebih unggul dan memilih promosi yang sesuai dengan perusahaannya. Kebijaksanaan promosi yang kita ketahui antara lain; adalah promosi penjualan, publisitas, periklanan, personal selling (tenaga penjual).
      Perusahaan yang mampu mengakses dan mengelola informasi, akan mempunyai keunggulan secara komperatif (comperative advantages), maupun keunggulan secara kompetitif (competitive advantages). Sehingga perusahaan ini mampu memenangkan persaingan.

4.   Adanya Kepribadian dan Prestasi yang Diciptakan.
      Kepribadian seseorang tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (mileu) hidupnya. Jika lingkungan hidupnya banyak bergaul dengan para pengusaha, maka timbul inspirasi untuk mengembangkan usahanya guna mencapai tujuan. Memang ada juga naluri bisnis tersebut berasal dari bakat atau keturunan (gen), namun seperti kita ketahui menurut David Mc Clelland bahwa wirausaha tersebut dapat diciptakan. Artinya wirausaha itu dapat timbul karena faktor lingkungan, atau faktor pendidikan maupun latihan (diklat).
      Dengan bakat yang ada ditambah dengan diklat, maka prestasi pengusaha tersebut akan menjadi lebih optimal.

5.   Penciptaan Wirausaha
      Penciptaan wirausaha dapat dipelajari, antara lain melalui diklat, sehingga mendorong timbulnya suatu inovasi, mendorong timbulnya manajemen wirausaha yang efektif dan efisien, dan berusaha mencipatakan starategi wirausaha yang cepat, tepat, efisien dan efektif.
      1)   Penciptaan Inovasi Yang Bertujuan
            Inovasi diciptakan dengan tujuan untuk memperoleh metode atau cara-cara baru guna bekerja lebih efektif dan lebih efisien. Demikian pula inovasi tersebut diciptakan agar berani tampil beda sebagai karakteristik (ciri khas) bisnis yang digelutinya, guna mempertahankan dan menarik minat para pelanggan baru (new customers). Sehingga perusahaan tersebut akan mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, penjualan yang optimal, serta usaha yang berkelanjutan (Sustainnable) atau kotinyuitas usaha lebih terjamin.
      2)   Manajemen Wirausaha yang Efektif dan Efisien
            Manajemen wirausaha penting memiliki pemimpin (leader) yang unggul, baik dari segi gaya kepemimpinannya (leadership), kapan ia sebagai pemimpin yang demokratis, kapan ia sebagai pemimpin yang moderat, dan kapan ia sebagai pemimpin yang otoriter. Kesemua gaya kepemimpinan tersebut mempunyai keunggulan (advantages) dan kelemahannya (waekness). Salah satu ciri pemimpin yang unggul adalah pemimpin yang mampu mengambil keputusan (decission making) yang cepat dan tepat, efisien dan efektif.
            Hal ini disebabkan bahwa Inti dari suatu management adalah koordinasi (coordination), inti koordinasi adalah kerjasama (cooperation), inti kerjasama adalah hubungan antar manusia (human relation), inti hubungan antar manusia adalah komunikasi (communication), inti komunikasi adalah saling pengertian (understanding), inti saling pengertian adalah gaya kepemimpinan (leadership), inti gaya kepemimpinan adalah pemimpin (leader), dan inti pemimpin adalah keberanian mengambil suatu keputusan (decission making).Yakni Keputusan (decission) yang cepat dan tepat, efisien dan efektif yang sebenarnya merupakan inti dari pemimpin (leader).
            Secara sederhana manajemen wirausaha yang efektif tersebut dapat penulis gambarkan sebagai berikut :


            Dengan mempertimbangkan manajemen wirausaha yang efketif melalui pemimpin yang unggul, maka didorong timbulnya pengelolaan manajemen tersebut dengan mengadakan suatu management division yakni;
      (1)  Personal Management (Manajemen Personalia) atau Man Power Management (Manajemen Sumberdaya Manusia),
      (2)  Production Management (Manajemen Produksi) atau Operational Management (Manajemen Operasional),
      (3)  Financial Management (Manajemen Keuangan),
      (4)  Marketing Management (Manajemen Pemasaran),
      (5)  Supplement Management (Manajemen Pelengkap) seperti;
                  1.   Accounting (Akuntansi),
                  2.   Lawyer or Consultant (Penasehat Hukum atau konsultan).
      3)   Penciptaan Strategi Wirausaha
            Strategi merupakan taktik atau cara untuk jangka panjang bagi keberlangsungan usaha dari wirausahawan terutama dalam mengantisipasi atau memenangkan dalam persaingan. Sedangkan dari segi jangka pendek biasanya dinamakan teknik, metode, atau cara-cara tertentu untuk kegiatan yang lebih operasional.
            Salah satu strategi bisnis yang sudah banyak dikenal adalah SWOT Analysis yakni; analisis Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunity (peluang), dan Threat (ancaman).
            Wirausahawan harus mampu menganalsis :
            (1)  Keunggulan-keunggulan perusahaannya, dan keunggulan-keunggulan perusahaan pesaing.
            (2)  Kelemahan-kelemahan perusahaannya, dan kelemahan-kelamahan perusahaan pesaing.
            (3)  Merebut peluang yang tersedia dari keunggulan dan kelemahan yang ada pada perusahaan sendiri maupun terhadap perusahaan pesaing.
            (4)  Mengetahui pesaing-pesaing yang menjadi ancaman.
            Berdasarkan analisis SWOT tersebut, maka wirausahawan harus mengambil strategi bisnis yang bagaimana ?
            (1)  Apakah sebagai Challenger (perusahaan penantang),
            (2)  Apakah sebagai Follower (perusahaan pengikut),
            (3)  Apakah sebagai Nischer (perusahaan kecil).
            Sebagai contoh di Propinsi Jawa barat, terdapat Koperasi Susu Bandung Selatan di Pengalengan. Ada perusahaan besar yang bergerak dibidang agroindustri susu seperti; Ultra Jaya. Mengingat produk susu tersebut mudah rusak, maka strategi bisnis Perusahaan Koperasi (Cooperative Enterprise) tersebut adalah sebagai Nischer atau sebagai Follower dan pen-supply bahan baku dari produk-produk PT Ultra Jaya.
      Selanjutnya analisis SWOT tersebut dapat digambarkan dalam suatu konsep segitiga dari C (The Triangle of C’s) di halaman berikut :


     Kemampuan menganalisis SWOT dari Wirausaha tersebut tergantung pada profesionalisme-nya yang meliptui; Pengalaman, Pendidikan, Waktu yang tersedia, Wawasan Bisnis, Kemampuan berkomunikasi, Kepemimpinan, Integrasi dalam asosiasi sejenis, dan Kepastian hukum, serta Inovasi.

      Pada prinsipnya untuk memenangkan persaingan dalam era globalisasi saat ini, Wirausaha harus mampu memanfaatkan keunggulan komperatif dan harus mampu meningkatkan produktivitas serta efisiensi dalam berbagai situasi bisnis. Dengan kata lain mampu berproduksi secara efisien dengan kualitas standart (keunggulan kompetitif).

      Keterkaitan sektor Politik, Sosial Budaya serta kepastian Hukum, dan peran Pendidikan dan Implementasi Agama sangatlah erat dengan pencapaian keunggulan kompetitif dari hasil sikap profesional untuk mampu berproduksi secara efisien dengan kualitas standart. Oleh karena itu diperlukan suatu kemampuan Wirausaha untuk membentuk asosiasi atau penyatuan perusahaan ke dalam suatu unit usaha (business entity) baik secara vertikal (Vertical Integration), maupun secara paralel (Paralelization) guna meningkatkan efisiensi dan peningkatan Economies of scale sehingga mampu bersaing untuk mencapai target pasar (Market Target).

      Secara sederhana pencapaian target pasar para Wirausahawan dalam mengantisipasi globalisasi saat ini, dapat digambarkan ke dalam sebuah paradigma sebagai berikut :

 
Konsep strategi Wirausaha dalam mengantisipasi globalisasi seharusnyalah mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yakni produk yang diperdagangkan baik sektor komoditi (barang) dalam suatu perdagangan, maupun sektor jasa, atau pun sektor industri harus mempunyai kualitas standart dengan harga bersaing.
      Untuk mencapai hal tersebut, Wirausaha haruslah profesional dalam berbisnis, yakni dengan prinsip selalu meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam segala situasi bisnis, antara lain mengaplikasikan prinsip economies of scale, dan prinsip inovasi.

6.   Bentuk Perusahaan dan Bidang Usaha dariWirausaha

      Bentuk-bentuk perusahaan atau lembaga bisnis dari wirausaha dapat meliputi;

      1)   Usaha perseorangan,
      2)   Usaha berbentuk Firma (Fa),
      3)   Usaha berbentuk Commanditer Vennotschap (CV),
      4)   Usaha berbentuk Namloozen vennotschap (NV) atau yang dikenal dengan nama Perseoran Terbatas (PT),
      5)   Usaha berbentuk Koperasi,
      6)   Usaha berbentuk Yayasan,
      7)   Usaha berbentuk perikatan berupa paguyuban.
      Berbagai lembaga bisnis tersebut dapat bergerak dalam bidang industri, bidang perdagangan atau bidang jasa, baik yang tergolong perusahaan besar, perusahaan menengah, maupun perusahaan kecil.

      Sektor-sektor garapan bidang usaha wirausaha dapat meliputi antara lain sebagai berikut :

      1).  Agro Industry = industri pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan.
      2).  Marine base industry = industri kelautan,
      3).  Mining industry = industri pertambangan, (batu bara, migas, logam, pasir, dsb),
      4).  Otomotive industry =  industri mobil, dan kendaraan lainnya.
      5).  Electronic industry = industri elektronika, seperti; TV, Radio tape recorder, Telpon, Komputer,  Kulkas, AC, dsb.
      6).  Pabrican industry = industri bidang pabrikasi termasuk industri mesin dan peralatannya, industri semen, industri logam dsb.
      7).  Chemistry industry = industri kimia,
      8).  Sophisticated industry = industri rumit / canggih, industri kapal, industri pesawat udara, industri senjata, dsb.
      9).  Energy industry = industri migas, Energi surya / matahari, Energi angin, Energi gelombang laut, Energy gas bio, Energi panas bumi (geothermal), Energi kimia, Energi nuklir, dsb.
      10) Tourism industry  & Travelling industry,
      11) Service industry = industri jasa-jasa,
      12) Hotel & Restourant industry,
      13) Trading = perdagangan,
      14) Supplier = Pengadaan barang,
      15) Entertainment industry = industri hiburan,
      16) Food & Baverage Industry = Industri makanan dan minuman,
      17) Real Estate industry = industri perumahan,
      18) Sport industry = industri olah raga.
      19) Banking industry = industri perbankan.
      20) and others (dan lain-lain).


7.   Sumberdaya dari Wirausaha

Sumberdaya-sumberdaya dari wirausaha merupakan faktor-faktor produksi yang menjadi komponen dalam melaksanakan kegiatan usaha, disamping komponen-komponen lainnya seperti ; faktor pemasaran, dan lain-lainnya.

Faktor-faktor produksi yang ada dapat meliputi;
     
      1).  Sumberdaya Alam (SDA) yang dapat berupa; tanah, iklim, tingkat kesuburan, hasil tambang, hasil hutan, hasil perkebunan, hasil pertanian, hasil perikanan, hasil peternakan, dan lain-lain.
      2).  Sumberdaya Manusia (SDM) yang dapat berupa tenaga kerja ahli atau terdidik (skill labor), Tenaga kerja terampil atau terlatih (trained labor), dan tenaga kerja buruh (unskill or untrained labor).
      3).  Sumberdaya Kapital dan Ekonomi (SDKE) yang dapat berupa keuangan (perbankan) dan stabilitas kondisi Gelombang Konjungtur (Conjucture band) seperti; Boom atau Prosperity, Recession, Depression, Stagnation, Recovery, Growth, dan Boom, dapat berupa adanya barang-barang modal (gedung, mesin, dan sebagainya).
      4).  Sumberdaya Teknologi (SDT) dapat berupa peralatan teknik mekanik maupun elektronik.
      5).  Sumberdaya Politik (SDP), dapat berupa Supra dan Infra Sturktur Politik. Supra struktur politik seperti lembaga-lembaga tinggi negara yang meliputi; MPR, PRESIDEN, DPR, MK, MA, BPK, dan Infra struktur politik adalah Partai politik, Ormasy, OKP, dan lain-lain.
      6)   Sumberdaya Sosial Budaya (SDSB), dapat berupa Kultur, Adat Istiadat, Pendidikan, maupun Agama.
     
      Faktor-faktor produksi tersebut di atas, dapat pula digolongkan ke dalam 8 M’s yakni sebagai berikut :
     
      1).  Man (sumberdaya manusia),
      2).  Money (sumberdaya keuangan atau modal atau kapital),
      3).  Machine (sumberdaya operasional atau mesin),
      4).  Maintenance (sumberdaya operasional atau peralatan),
      5).  Method (sumberdaya operasional atau cara-cara),
      6).  Material (sumberdaya operasional atau bahan mentah),
      7).  Market (sumberdaya pemasaran),
      8).  Minute (sumberdaya waktu).


8. Wirausaha  Diharapkan Produktif

      Ada beberapa peristilahan yang perlu kita operasional seperti; produk, produksi, produktif, dan produktivitas.

      1)   Produk merupakan hasil dari suatu proses produksi. Produk dapat berupa barang, dan dapat pula berupa jasa.
      2)   Produksi merupakan suatu proses penambahan nilai guna suatu produk menjadi produk yang lebih berguna. Tindakan menambah nilai guna suatu produk dapat berupa :
            (1)  Merubah bentuk (form utility),
            (2)  Merubah tempat (place utility),
            (3)  Merubah waktu (time utility),
            (4)  Merubah posisi (position utility),
            (5)  Peningkatan pelayanan (service utility),
            (6)  Guna kepemilikan (ownership utility).
      3)   Produktif merupakan kemampuan suatu perusahaan melakukan kegiatan berproduksi.
      4)   Produktivitas (P) kemampuan suatu perusahaan berproduksi dengan ukuran perbandingan antara output (O) dengan input (I) yang hasilnya lebih besar dari satu, atau suatu keadaan di mana output lebih besar daripada input. P = O/I > 1.

9.   Organisasi Yang Melembaga

      Wirausahawan besar tentunya mempunyai jaringan organisasi bisnis yang melembaga, baik  arus barang dari produsen sampai ke konsumen. Dan dapat melalui lembaga-lembaga penyalur seperti; perwakilan (authorizeds), agen (agent), pedagang besar atau grosir (whole seller), dan para pengecer (retailers).
      Disamping jaringan distribusi seperti tersebut di atas, wirausahawan sering pula melakukan kebijaksanaan integrasi vertikal (vertical integration policy), dan atau kebijaksanaan paralelisasi (paralelization policy).

1 komentar:

  1. asalamualaikum.....
    Mohon maaf sebelumnya Bapak
    Saya mau tanya untuk Bab berikutnya utk Kewirausahaan belum ada mohon di Lanjutkan.
    Trimakasih.

    Budi

    BalasHapus

Silahkan komentar, tulis nama anda setelah anda mengomentari